Sejak zaman Nabi Muhammad
saw masih hidup, Al-Qur’an mengatakan bahwa kiamat sudah dekat dan akan terjadi
sewaktu-waktu. Namun, kini sudah berjalan hampir 1500 tahun, kiamat belum juga
terjadi. Apakah kita keliru dalam memahami makna informasi tersebut
?
Kita sebagai orang Islam,
pasti tidak akan meragukan sedikitpun kebenaran Al Qur'an sebagai firman Allah.
Dan berbagai cara pendekatan dalam memahami Al Qur'an juga menunjukkan bahwa
tidak ada kekeliruan sedikitpun di dalam informasi Al Qur'an. Jadi
kesimpulannya, agaknya kita harus cermat dalam menginterpretasikan informasi
dari kitab suci kita itu.
Di dalam Al Qur’an banyak
sekali informasi tentang kejadian kiamat. Termasuk waktu terjadinya. Untuk itu,
kita sebaiknya tidak membuat penafsiran secara sepotong-sepotong. Yang baik
adalah kita kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya, lantas kita pahami secara
komprehensif. Di antaranya adalah beberapa ayat di bawah
ini, yang bisa kita kelompokkan kedalam 3 bagian, yaitu tentang
‘Kepastian Terjadinya Kiamat’, ‘Terjadi secara Rahasia dan Tiba-Tiba’. Serta ‘Waktunya Sudah
Dekat’
Dan masih banyak lagi
ayat-ayat tentang kiamat yang bisa kita jumpai di dalam Al-Qur'an. Dari beberapa
ayat tersebut marilah kita diskusikan beberapa pemahaman berikut
ini.
Secara ilmiah maupun
informasi Al-Qur'an kita mendapatkan kepastian bahwa Kiamat memang bakal
terjadi. Tidak ada peluang untuk tidak mempercayai tentang terjadinya Kiamat.
Akan tetapi, kita tentu harus paham dulu tentang definisi Kiamat. Secara umum.,
Kiamat adalah kehancuran dunia kita.
Dalam konteks ilmiah, dunia
kita akan mengalami kiamat dua. kali : yaitu kehancuran planet Bumi dan
kehancuran Alam Semesta. Ternyata , agama kita pun mengenal dua macam kiamat,
yaitu Kiamat Sughra (Kiamat Kecil) dan Kiamat Kubra (Kiamat Besar). Maka, kedua
pemahaman itu sebenarnya sudah berjalan seiring. Sehingga kita bisa menyimpulkan
bahwa kiamat kecil adalah hancurnya Bumi. Sedangkan Kiamat besar adalah
hancurnya alam semesta.
Secara ilmiah, Bumi kita
memang diperkirakan akan mengalami kehancurannya. Setidak-tidaknya ada 2
mekanisme yang bisa menyebabkan hancurnya Bumi. Yang pertama. adalah padamnya
Matahari dan yang kedua adalah terjadinya tabrakan antara Bumi dengan batu-batu
angkasa. Secara ilmiah hal tersebut bisa diperhitungkan dan bisa
dijelaskan.
Akan tetapi secara umum,
Bumi ini memang dipastikan bakal mengalami kehancuran secara alamiah. Maka jika
Bumi mengalami kehancuran yang dahsyat, seluruh kehidupan di permukaannya pun
akan ikut punah.
Demikian pula, secara
Qur'ani. Allah berkali-kali mengatakan bahwa kiamat pasti akan datang. Tidak
perlu ada keraguan tentang datangnya kiamat itu. Bumi akan mengalami kehancuran
yang sangat dahsyat dan fatal. Allah masih merahasiakan peristiwa itu, tetapi
pasti ia datang!
Meskipun Allah mengatakan
bahwa kiamat bakal terjadi, tetapi menurut Allah terjadinya secara tiba tiba.
Sehingga, Dia katakan bahwa kiamat itu menjadi rahasia Allah. Di ayat berbeda
Allah menyampaikan bahwa pengetahuan tentang kiamat adalah di sisi
Allah.
Tetapi, kalau kita cermati, kalimat itu bukan
berarti Allah tidak memberikan pengetahuan tentang Kiamat kepada manusia. Di QS.
Al A'raaf : 187 Allah mengatakan bahwa 'kebanyakan' manusia memang tidak
mengetahui. Berarti, sebenarnya ada 'sedikit' manusia yang diberitahu oleh Allah
tentang informasi kiamat tersebut. Di antaranya para rasul. Hal itu difirmankan
Allah di dalam Al Qur'an.
QS. Zukhruf (43) :
61
“Dan sesungguhnya Isa itu
benar-benar memberitahukan pengetahuan tentang hari Kiamat. Karena itu janganlah
kamu ragu-ragu tentang Kiamat itu dan ikutilah Aku. Inilah jalan yang
lurus.”
Maka, dari berbagai ayat
tersebut kita mendapatkan pemahaman bahwa pengetahuan tentang Kiamat itu memang
berasal dari Allah saja. Tidak ada seorang pun yang tahu secara persis, kecuali
orang-orang yang dekat denganNya. Akan tetapi, secara umum Allah berkenan
menunjukkan tanda-tandanya kepada umat manusia.
Dan secara ilmiah, manusia
lantas menangkap 'tanda-tanda' itu untuk diformulasikan sebagai pengetahuan
empirik tentang kiamat. Maka, manusia boleh saja melakukan rekonstruksi terhadap
peristiwa kiamat itu. Tetapi, semua kebenarannya tetap, berada di Genggaman
Allah semata.
Dari sekian banyak
firmanNya, Allah memberikan tanda-tanda kepada kita bahwa Kiamat itu sebenarnya
sudah dekat. Akan tetapi, sebagaimana saya kemukakan di depan, bahwa sejak zaman
Nabi Muhammad saw. ternyata kiamat itu belum juga terjadi. Maka, agaknya kita
perlu melakukan rekonstruksi terhadap berita-berita Al Qur'an itu, dengan
berdasarkan pada tanda-tanda yang diberikan Allah kepada kita lewat berbagai
ayatNya. Baik yang ada di alam semesta maupun yang berada di dalam Al Qur'an.
Untuk itu sebelumnya saya merasa perlu untuk mengajak pembaca memahami tentang,
‘Waktu’.
Saat adalah suatu hari sebelum
datang Hari Kiamat. Hari itu amat berat baik di langit mahupun di bumi. Menurut
Nabi Muhammad, baginda tidak tahu bila ia akan datang. Hanya Allah yang
mengetahui, sabdanya lagi. Hadis tersebut terdapat di dalam ayat Allah
bermaksud:
"Mereka menanyai kamu (Muhammad) mengenai Saat, bilakah ia melabuhkan. Katakanlah, 'Pengetahuannya adalah hanya di sisi Pemeliharaku. Tiada yang akan mendedahkannya pada waktunya yang benar, melainkan Dia. Amatlah berat ia di langit dan di bumi; ia tidak akan datang kepada kamu melainkan dengan tiba-tiba.' Mereka menanyai kamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, 'Pengetahuannya adalah hanya di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.'" (7:187)
Maka tiada seorang pun yang
mengetahui dengan pasti bila Saat datang. Yang pasti hanyalah "Saat pasti datang, tidak ada keraguan padanya, tetapi kebanyakan
manusia tidak mempercayai." (40:59).
Kebanyakan manusia
dikatakan tidak mempercayainya. Bagi mereka, Allah mengingatkan, "Kami menyediakan bagi
orang yang mendustakan Saat dengan yang Menyala (api neraka)" (25:11).
Dan mereka yang ragu-ragu (membantah) mengenai Saat pula, dikategorikan-Nya
dalam kumpulan "sesat yang jauh" (42:18).
Namun, terdapat juga beberapa
orang sarjana yang telah meramalkan ketibaan Saat. Antara mereka yang berani
berbuat demikian adalah atas ayat-ayat berikut, yang mereka dakwa membuka pintu
kepada percubaan untuk mengetahui kedatangannya melalui kiraan saintifik.
Ayat-ayat tersebut berbunyi,
"Saat pasti datang; Aku hampir-hampir merahsiakannya, supaya tiap-tiap jiwa dibalas dengan usahanya." (20:15)
"Apakah mereka menanti-nanti melainkan Saat, bahawa ia akan datang kepada mereka dengan tiba-tiba? Sesungguhnya isyarat-isyaratnya telah datang; maka, apabila ia datang kepada mereka, bagaimanakah bagi mereka Peringatan (al-Qur'an) mereka?" (47:18)
Apapun, dapatan mereka
hanyalah teori sahaja. Yang penting ialah kita masih hidup dan sempat lagi
menyediakan bekalan untuk menghadapinya, iaitu dengan mentaati ajaran Allah di
dalam al-Qur'an.
Sebenarnya
Saat sudah dekat. Tandanya adalah bulan terpecah, bukan terbelah. Apa yang
dimaksudkan Allah dengan "terpecah" hanya boleh diduga sahaja, dan manusia
menunggu maksudnya yang sebenar. Firman-Nya:
"Saat sudah dekat; bulan terpecah." (54:1)
Selanjutnya,
Allah menjelaskan bahawa pada hari berlaku Saat bumi akan bertukar kepada
selain daripada bumi dan langit yang sedia ada. Firman-Nya:
"Pada hari bumi ditukar kepada selain daripada bumi dan langit," (14:48).
Saat adalah
suatu hal yang besar. Apabila ia sampai dengan kegoncangan, tiap-tiap ibu
yang menyusui melupakan apa yang dia menyusukan, dan tiap-tiap yang mengandung
menggugurkan kandungannya, dan manusia kelihatan mabuk, padahal mereka tidak
mabuk. Demikian diceritakan di dalam ayat-ayat berikut:
"Wahai manusia, takutilah Pemelihara kamu! Sesungguhnya kegoncangan Saat adalah satu hal yang besar. Pada hari apabila kamu melihatnya, tiap-tiap ibu yang menyusui melupakan apa yang dia menyusukan, dan tiap-tiap yang mengandung menggugurkan kandungannya, dan kamu melihat manusia mabuk, padahal mereka tidak mabuk, tetapi azab Allah adalah keras." (22:1-2)
Banyak lagi kejadian
dahsyat berlaku pada hari itu. Kesemuanya dijelaskan di dalam al-Qur'an.
Antara ayat-ayat tersebut adalah seperti yang disusun di bawah ini, menurut
kronologi, dan tidak perlu dijelaskan lagi kerana berada dalam keadaan cukup
jelas. Pun begitu, orang-orang yang berpengetahuan, misalan dalam ilmu sains,
mungkin dapat menjelaskan sesetengah ayat dengan lebih lanjut. Ayat-ayat yang
dimaksudkan adalah:
"Dan pada hari Kami memperjalankan gunung-gunung, dan kamu melihat bumi menjadi rata," (18:47).
"Pada hari apabila Kami menggulung langit seperti naskhah gulungan yang digulung untuk kitab-kitab," (21:104).
"Pada hari langit berpecah belah dengan awan-awan," (25:25).
"Pada hari apabila bumi berpecah belah dari atas mereka sambil mereka bercepat-cepat," (50:44).
"Pada hari langit bergoncang, bergoncang-goncang, Dan apabila gunung-gunung berjalan, berjalan-jalan," (52:9-10).
"Apabila bumi digoyangkan, kegoyangan, Dan gunung-gunung dihancurkan, kehancuran, Dan menjadi debu yang bertaburan," (56:4-6).
"Pada hari apabila langit menjadi seperti leburan tembaga merah, Dan gunung-gunung menjadi seperti bulu berjumbai," (70:8-9).
"Pada hari apabila bumi dan gunung-gunung bergentar, dan gunung-gunung menjadi timbunan pasir yang tercurah." (73:14)
"Maka, jika kamu tidak percaya, bagaimanakah kamu akan bertakwa (menjaga diri) daripada satu hari yang membuatkan kanak-kanak beruban? Kerananya langit terbelah," (73:17-18).
"Kerana apabila trompet dibunyikan, Hari itu hari yang besar," (74:8-9).
"Dan langit dibuka, dan menjadi pintu-pintu, Dan gunung-gunung diperjalankan, dan menjadi fatamorgana." (78:19-20).
"Pada hari apabila letupan bergentar," (79:6).
"Dan apabila Letupan datang, Pada hari seorang lelaki lari daripada saudara lelakinya, Dan ibunya, dan bapanya, Dan isterinya, dan anak-anaknya, Setiap lelaki, pada hari itu, ada hal yang mencukupi baginya." (80:33-37)
"Apabila matahari digelapkan, Apabila bintang-bintang dijatuhkan, Apabila gunung-gunung diperjalankan, Apabila unta-unta bunting ditinggalkan, Apabila haiwan-haiwan buas dikumpulkan, Apabila laut-laut dijadikan mendidih," (81:1-6).
"Apabila langit terbelah, Apabila bintang-bintang ditaburkan, Apabila laut-laut melimpah-limpah, Apabila kubur-kubur dibongkar," (82:1-4).
"Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan yang keras, Dan bumi mengeluarkan beban-bebannya," (99:1-2), dan,
"Tahukah kamu apakah ia yang mengetukkan? Pada hari manusia seperti rama-rama bertebaran, Dan gunung-gunung seperti bulu (kambing) berjambak yang ditarik." (101:3-5)
Begitu
dahsyat kehancuran yang berlaku pada hari Saat datang. Ia dikatakan hari apabila
orang-orang yang mengerjakan yang palsu akan rugi, dan "sangat celaka, dan pahit" bagi mereka yang berdosa.
Firman-Nya,
"pada hari apabila Saat datang, pada hari itu, orang-orang yang mengerjakan yang palsu akan rugi." (45:27)"Tidak, tetapi Saat adalah janji temu mereka (yang berdosa), dan Saat sangat celaka, dan pahit" (54:46).
Setelah
kejadian-kejadian ngeri yang berlaku pada hari yang besar itu maka datanglah
Pemelihara kita untuk hadir pada satu lagi hari yang telah dijanjikan-Nya,
tetapi lebih besar. Dua ayat di bawah menceritakan tentang
kedatangan-Nya:
"Maka, apabila trompet ditiupkan dengan sekali tiupan, Dan bumi dan gunung-gunung diangkat, dan dihancurkan dengan satu pukulan, Kemudian, pada hari itu, Peristiwa Besar terjadi, Dan langit terpecah, kerana pada hari itu ia menjadi lemah, Dan malaikat-malaikat berdiri di sempadannya, dan pada hari itu, lapan membawa di atas mereka Arasy Pemelihara kamu." (69:13-17)
"Apabila bumi dihancurkan, sehancur-hancurnya, Dan Pemelihara kamu datang, dan malaikat-malaikat, barisan atas barisan, Pada hari itu, Jahanam didatangkan; pada hari itu, manusia mengingati; dan bagaimanakah Peringatan (al-Qur'an) baginya?" (89:21-23)
Sekali lagi
kita diingatkan tentang al-Qur'an sebagai bekalan untuk menempuh hari "apabila
bumi dihancurkan, sehancur-hancurnya, dan Pemelihara kamu datang." Hari itu
adalah hari kebangkitan manusia, atau Hari
Kiamat.
EmoticonEmoticon